Selamat jalan, nona.

Monday, October 14, 2013

Selamat jalan, nona.


Nona, aku ingin berhenti di sini, di waktu ini.
ingin lebih lama lagi menikmati hari-hari bersamamu disini.
Tapi apa daya, aku terus digeluti waktu.
Waktu yang memaksaku untuk segera pergi meninggalkanmu.

Nona, jauh di lubuk hatiku, tak ingin ku berpisah darimu.
Kembali meninggalkan jejak sendu di ruang hatimu yang masih terbelenggu rindu.
Maaf nona, aku bukan lelaki tangguh yang bisa menahan peluh di hadapanmu.
Aku bukanlah lelaki tegar yang bisa begitu mudahnya mengucapkan selamat tinggal.
Meninggalkanmu nona, sama seperti meninggalkan setumpuk kebahagiaanku.
Ya. Bahagiaku adalah kamu. 
Kamu yang tau bagaimana aku yang sesungguhnya.

Nona, sudahlah. Jangan kau tangisi perpisahan ini.
Melihatmu menangis nona, hanya kian membuatku sakit karena harus meninggalkanmu.
Kau tau nona, di sini. Tempat kita berdiri saat ini adalah tempat yang selalu ingin aku hindari.
Karena berdiri di sini berarti berdiri untuk pergi.
Ah, nona. Suatu saat nanti tempat ini akan kita kenang dan ceritakan kembali.
Bagaimana ia menjadi saksi perpisahan yang mengharukan.
Bagaimana ia melihat kita yang terpisah jarak mampu bergelut dengan kejamnya waktu.

Nona, aku berjanji. Esok hari aku akan kembali dengan hati yang kian matang untuk meyakinkanmu.
Yakin akan kita yang bisa bahagia bersama tanpa ada lagi jarak yang memisahkan.
Tanpa ada lagi rindu yang selalu berirama sendu.
Aku janji nona, akan kubawakan segenggam cinta yang kian nyata.
Hingga pada akhirnya tangismu akan kian mereda, dan aku bisa menatap senyummu lebih lama lagi.

-selamat jalan, nona. tunggulah kedatanganku di kotamu, lagi.

0 comments :

Post a Comment