Aku, Dia dan HUJAN

Saturday, December 15, 2012

Aku, Dia dan HUJAN


     Hujan.... Aku suka hujan, entah mengapa hujan selalu membawa ingatanku padanya, pada semua cerita tentang yang dulu ku sebut "KITA".
    Aku masih ingat betapa dia selalu bahagia saat hujan turun, karena dia selalu berkata "Aku suka hujan, karena hujan akan membawakanku pada indahnya pelangi" aku masih bingung sampai saat ini, kenapa harus hujan yang membawa pelangi ? tidak adakah cara lain untuk menghadirkan pelangi ?

      Ahh.. sudahlah, mungkin butuh waktu lama untuk memecahkannya.
Kembali ku tatap hujan dari jendela kamarku, ku bermain dengan dingin airnya, ku dengarkan gemerciknya yang mengalun seakan ingin bercerita.

     Tak berapa lama, ingatanku tertuju padanya, iya "DIA" dia yang 3 tahun lalu mengisi hari-hariku. Dia yang selalu terlambat untuk menjemputku, dia yang selalu cuek tapi hanya dia yang tak membiarkan air mataku jatuh.

     Aku suka saat dia tertawa, saat dia menjemputku dengan vespa biru kesayangannya 'chelsea', dia sosok lelaki yang selalu aku rindukan disetiap hariku kini, dia lelaki yang selalu aku sebut namanya dalam doa.

     Mungkin kini aku hanya mampu mengenangnya lewat hujan, karena aku tau hujan membawaku pada sosok dia.

     Hari itu, tepat setahun kami berstatus menjadi pacar. Seperti biasa dia menjemputku lebih dari jam yang telah kita janjikan, berteman dengan chelsea dan dingin malam dia menghampiriku, hari itu dia terlihat lebih rapi dari biasanya berbalut dengan kemeja kotak biru yang tertutup jaket dan celana jeans hitam, rambutnya terlihat rapi, hanya satu yang tak pernah beda, wanginya. Iya, wanginya masih sama, wangi yang selalu aku rindukan.
    Dia datang dengan tersenyum, mengerti jika aku marah karena keterlambatannya, dia menyerahkan seikat bunga mawar putih dan berkata

     "Sorry ya nyet, chelsea ngambek lagi mungkin dia iri gw cuma beli bunga buat lo, jadi telat" seraya tertawa.

     Marahkupun luluh dengan tawanya, lalu dia pun mengajakku pergi. Dan seperti yang kuduga dia mengajakku ke tempat pertama dia memintaku untuk menjadi kekasihnya, bukit kecil tak jauh dari taman kota, disana dapat terlihat indahnya lampu kota yang bersinar. Tak banyak yang dia siapkan, bahkan hanya untuk sekedar dinner ala film, ya aku tau dia memang tak pernah bisa se romantis romeo, tapi aku mencintainya dengan apa adanya dia.

     Kami berdua duduk diatas chelsea menikmati indahnya lampu kota yang berkelip, ditemani sang rembulan. Tak berapa lama dia mengeluarkan dua buah roti dari dalam saku jaketnya.

     "Nih, makan. Gw tau lo laper, tapi sorry ya, cuma ini yang bisa gw bawa" dia memberikanku satu buah roti cokelat kegemaranku.
     "Ah, lo nih, mana ada anniversary makan roti" sahutku.
     "Udahlah, anniversary tu bukan masalah makanan ataupun tempatnya, tapi semua tentang orangnya, tentang hati mereka" timpalnya. 

     Aku pun terdiam mendengar perkataannya. Malam kian larut, langit pun mulai menumpahkan airnya, rintik gerimis pun turun, dengan cepat dia mengajakku pulang.
      Dia memberikan jaketnya untuk ku kenakan, kami pun pulang dengan rintik gerimis yang semakin lebat, ya hujan pun turun. Aku mengajaknya untuk berteduh tapi dia tak mau, dia tak ingin ku pulang terlalu larut, akhirnya kami berdua pun nekat menerjang hujan. Ku peluk erat tubuhnya, kutahu dia kedinginan.

    Sesampainya di depan rumah, aku pun turun dari motornya. Aku mengajaknya untuk berteduh dulu di rumahku, namun dia menolak, dia hanya ingin cepat samapi rumah. Baru beberapa langkah ku meninggalkannya, tangannya menarik tanganku. 

    "Yaelah, buru-buru amat, gak kasih ucapan atau apa gitu ?" tanyanya.
    "halah, biasa juga enggak kan lagian hujan nih, kamu cepetan pulang" jawabku. 
   "Yaudah, malam ya nyet, jgn lupa mimpiin gw" ucapnya sembari mencium keningku. 

    Aku pun terpaku dibuatnya, setelah setahun jadian baru malam itu dia mencium keningku. Belum sempat ku membalas ucapannya dia sudah pergi dengan chelsea. Ku titipkan salamku lewat derasnya hujan.

     Esoknya ku hidupkan hp di atas mejaku, ya memang semalam aku sengaja mematikan hp ku hanya untuk menikmati malam bersamanya, meski tak seindah cerita dongeng. Belum lama aku menyalakannya, hp ku bergetar banyak sms masuk dari teman-temanku, aku berpikir paling mereka cuma tanya tugas atau apalah, aku abaikan semua sms teman-temanku lalu mataku tertuju pada satu sms dengan nama "Ka Dira".

     Karena penasaran, aku pun segera membaca pesan dari ka dira. Selang berapa lama aku membacanya, air mataku menetes.
Aku pun bergegas berlari keluar rumah tanpa memperdulikan pakaianku, aku hidupkan motorku, aku jalankan menuju sebuah tempat.

    Sesampainya disana banyak orang telah berkumpul, segera aku langkahkan kaki untuk memasuki rumah dengan cat biru, aku lemas melihat apa yang ada di depan mataku, aku pun menangis sejadinya. Tuhan, kenapa ? kenapa kau ambil DIA secepat ini, secepat saat dia mencium keningku malam tadi. Secepat dia pergi tanpa belum aku ucapkan selamat malam untuknya, kenapa Tuhan ?

    Hujan berhenti, lamunanku pun buyar. Ah, kenapa? kenapa harus hujan yang selalu membawaku pada dia. Dia yang mengalami kecelakaan karena berusaha menghindari sebuah truk yang ugal-ugalan. Ya, malam itu, malam dimana untuk pertama dan terakhir kalinya dia mencium keningku.
Tapi satu hal, hujan boleh berhenti kapanpun, tapi semua tentang dia tidak akan pernah behenti dalam pikiranku.

0 comments :

Post a Comment