Aku Cinta Kamu :)
"Mencintaimu adalah hal yang terbaik, aku cinta kamu." - two triple o
Maaf tuan, lagi-lagi aku masih datang dengan cerita yang sama. Cerita tentang bagaimana cinta itu unik. Terutama bagian dimana aku yang berulang kali jatuh cinta padamu. Entah sudah berapa kali aku menikmati sakit dan bahagia dengan mencintaimu. Tak terbalaskan memang. Tapi aku tak peduli, mencintaimu adalah bagian dari setiap detik debar jantungku. Bagian dari setiap nafas yang kuhela. Sungguh, aku menikmatinya. Bisa melihatmu disetiap detik waktu yang aku punya adalah bagian terindah dalam rancanganNYA.
Tuan, lagi-lagi aku gagal untuk menikmati berjalannya waktu tanpa kamu. Selalu tuan, aku memulai hari dengan kembali mencintaimu. Kembali bahagia melihat senyummu, kembali menahan sakit melihatmu bersamanya. Aku memang wanita bodoh yang masih dengan setianya menciptakan harapan-harapan yang aku sendiri tau tak akan pernah terwujud. Hatiku memang teramat keras mengukuhkan kamu sebagai satu-satunya lelaki yang aku cinta. Berulang kali aku mencoba membuka pintu, menerima hati lain. Namun apa daya, tak ada yang benar-benar bisa singgah di dalamnya, kecuali kamu, tuan.
Tepat setahun aku bertahan dalam cinta yang tak bisa ku mengerti. Dalam pesakitan menerima kenyataan bahwa kamu telah menjadi bagian hidup orang lain. Hidup sahabatku sendiri. Lucu ya, bagaimana Tuhan membiarkanku untuk jatuh telak kepada kamu yang jelas-jelas tak akan (pernah) dapat aku miliki. Tapi begini saja cukup. Melihatmu hidup bersama dengan orang yang mampu memberimu bahagia, tawa sukacita adalah bahagiaku juga. Munafik? Tidak. Bukankah cinta butuh pengorbanan? dan pengorbananku adalah membiarkan sahabatku dan lelaki yang aku cinta bahagia bersama.
Untuk jujur tuan, awalnya, aku benci. Benci kepadamu yang tak bisa menyadari perasaanku. Benci kepada sahabatku yang selalu mendapatkan semua perhatian darimu dan Aku benci kepada Tuhan, yang membiarkan aku untuk jatuh cinta kepadamu. Membiarkan hatiku hancur saat kamu lebih memilih dia. Tapi perlahan waktu membuatku sadar, kebencian hanya akan membuat hatiku semakin sakit, semakin membuatku kehilangan kamu dan sahabatku. Lalu aku belajar memulihkan sakit, meyakinkan hatiku bahwa sakit adalah cara Tuhan membuatnya semakin kuat. Semakin pintar untuk memilih. Dan kini aku masih belajar untuk menerima segala pesakitan cinta. Tapi tuan, beribu maaf untuk kesekian kalinya, aku (masih) belum belajar untuk tidak mencintaimu. Karena sampai saat ini yang aku tau, mencintaimu adalah hal yang terbaik, aku cinta kamu.
Tepat setahun aku bertahan dalam cinta yang tak bisa ku mengerti. Dalam pesakitan menerima kenyataan bahwa kamu telah menjadi bagian hidup orang lain. Hidup sahabatku sendiri. Lucu ya, bagaimana Tuhan membiarkanku untuk jatuh telak kepada kamu yang jelas-jelas tak akan (pernah) dapat aku miliki. Tapi begini saja cukup. Melihatmu hidup bersama dengan orang yang mampu memberimu bahagia, tawa sukacita adalah bahagiaku juga. Munafik? Tidak. Bukankah cinta butuh pengorbanan? dan pengorbananku adalah membiarkan sahabatku dan lelaki yang aku cinta bahagia bersama.
Untuk jujur tuan, awalnya, aku benci. Benci kepadamu yang tak bisa menyadari perasaanku. Benci kepada sahabatku yang selalu mendapatkan semua perhatian darimu dan Aku benci kepada Tuhan, yang membiarkan aku untuk jatuh cinta kepadamu. Membiarkan hatiku hancur saat kamu lebih memilih dia. Tapi perlahan waktu membuatku sadar, kebencian hanya akan membuat hatiku semakin sakit, semakin membuatku kehilangan kamu dan sahabatku. Lalu aku belajar memulihkan sakit, meyakinkan hatiku bahwa sakit adalah cara Tuhan membuatnya semakin kuat. Semakin pintar untuk memilih. Dan kini aku masih belajar untuk menerima segala pesakitan cinta. Tapi tuan, beribu maaf untuk kesekian kalinya, aku (masih) belum belajar untuk tidak mencintaimu. Karena sampai saat ini yang aku tau, mencintaimu adalah hal yang terbaik, aku cinta kamu.
0 comments :
Post a Comment