Tentang Dua Hati
-Alisha-
Maaf, aku jenuh.
Tentang cinta, pernahkah kalian merasa bosan? Merasa tak tahu harus berbuat apa lagi untuk berada didalamnya. Merasa apa yang ada menjadi begitu hambar? Ya, hambar. Seperti saat ini, entah mengapa akhir-akhir ini aku mulai merasa jenuh, merasa segala sesuatu yang aku jalani bersama Arka terlalu mudah untuk ditebak. Tak ada lagi debar yang datang saat bertemu, tak ada lagi aliran darah yang memburu saat dia menciumku.
Ah, Arka. Lelaki yang sudah menjadi bagian dalam hidupku 3 tahun terakhir ini. Lelaki yang selalu berhasil membuatku tertawa bahagia. Lelaki yang dulu amat aku cintai, dan begitupun kini. Tapi yang tak ku mengerti, kenapa saat jarak tak lagi memisahkan, saat waktu akhirnya mengalah untuk berdamai, semua menjadi biasa.
Mungkinkah cinta perlahan luntur, sehingga apapun yang aku lakukan bersamanya tak lagi menjadi begitu "istimewa" ?
Yang dulu, dengan berada disampingnya menjadikan hidupku berwarna, kini entah kenapa menjadi begitu abu-abu. Benarkah, cinta dan nyaman saja tidak cukup? atau hanya aku yang menginginkan lebih? Dan kali ini aku benar-benar benci dengan segala ketidakpastian atas semua pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku. Aku benci saat cinta seperti ini.
Untukmu Arka, maaf jika aku membuatmu merasa dihindari tanpa alasan tak pasti. Lain waktu aku berjanji, untuk memberi tahumu semuanya. Kini akan aku biarkan cinta menuntun langkah kita kedepan. Dan aku masih berharap agar semesta segera mengubur jenuhku dalam-dalam.
***
-Arka-
Aku (masih) bertahan.
Entah apa yang salah denganku, belakangan ini dia mencoba menghindariku. Tak lagi memberikan tawa bahagia saat bersama. Dia terlalu banyak diam, selalu mencoba mengalihkan pembicaraan saat aku bertanya, ada apa dengan dirinya.
Belakangan ini, aku mencoba mengoreksi diri, mencari letak kesalahanku sehingga membuatnya terus menghindariku. Semakin aku mencari, semakin aku tak menemukan jawaban atas apa yang aku cari. Aku mulai frustasi. Hatiku mulai dideru gelisah, berkali-kali aku bertanya apa, apa, dan apa salahku. Berkali-kali pula aku menghela nafas, membiarkan hatiku kelimpungan mencari jawaban.
Aku memang lelaki bodoh, masih bertahan dalam kegamangan yang aku sendiri tak tahu apa penyebabnya. Bukan aku tak ingin mengakhiri semuanya, aku hanya tak mampu melepasnya. Alisha. Wanita yang teramat aku cintai, wanita yang ingin aku terus lindungi. Wanita yang mampu membuat debar jantungku tak terkendali. Dan kini wanita ini, menghindariku tanpa alasan apapun.
Dan untuk kesekian kalinya tak ada yang bisa aku lakukan kecuali bertahan dalam ketidakpastian. Berharap semesta masih berbaik hati untuk tetap menyatukan hati kami hingga nanti. Hingga jemari tak mampu lagi untuk saling menggenggam, menguatkan.
0 comments :
Post a Comment